SD IT ARRAHMAN – BUSINESS SCHOOL
Era globalisasi yang kian menantang, banyaknya pengangguran, kemiskinan, besarnya jumlah penduduk Indonesia yang tak diiringi kualitas sumber daya manusia, dan persaingan tenaga kerja dan ekonomi dari internasional, membuat sektor pendidikan harus berperan aktif dalam menyiapkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Menyiapkan generasi yang berjiwa tangguh, terampil dan kompeten. Generasi yang tak hanya mencari dan menunggu pekerjaan namun dapat menciptakan lapangan kerja. Pendidikan yang bisa dilakukan untuk hal tersebut salah satunya adalah pendidikan yang berorientasi pada jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship. Pendidikan kewirausahaan ini haruslah ditanamkan sejak dini untuk melatih mereka. Salah satunya pendidikan kewirusahaan di tinggkat DINI.
Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dan dengan penuh keberanian untuk menghadapi resiko sehingga dapat menciptakan sesuatu yang baru yang dapat memberi kontribusi bagi individu maupun masyarakat. Para wirausaha atau interpreneur dalam mengembangkan ide dan menjalankan usaha diharapkan memiliki jiwa dan intrepreneur yang baik agar dapat mengelola usaha secara profesional. Ada beberapa ciri yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha yaitu percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil resiko, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi pada masa depan. Adapun sikap yang harus dimiliki seorang wirausaha dalam kehidupan seharu-hari yaitu disiplin, komitmen tinggi, jujur, kreatif, inovatif, mandiri, dan realistis.
Untuk menanamkan jiwa kewirausahaan diatas pada anak usia DINI, maka kita perlu tau karakteristik anak usia pendidikan dasar agar kita dapat menyesuaikan kegiatan-kegiatan apa saja yang cocok untuk anak usia DINI ini. Adapun karakteristik anak usia DINI secara umum adalah anak senang bermain, senang bekerja dalam kelompok, senang bergerak dan senang melakukan sesuatu secara langsung. Dengan karakteristik yang demikian maka ketika di lingkungan sekolah, seorang pendidik atau guru harus memperhatikan kegiatan-kegiatan apa saja yang cocok untuk menanamkan jiwa kewirausahaan untuk anak didik tersebut. Sekolah sebagai lembaga formal wajib membimbing, mengarahkan dan menanamkan pada siswa karakter-karakter kewirausahaan yang baik seperti kreatif, mandiri, kepemimpinan, mampu memecahkan masalah, tidak mudah putus asa, mampu mengelola uang dan dapat berinteraksi dengan orang lain.
Mempertimbangkan karakteristik di atas, untuk melatih jiwa kewirausahaan di pendidikan tingkat DINI, dalam pembelajaran sehari-hari guru dapat melakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran yang dapat mengarahkan anak pada karakteristik kewirausahaan itu sendiri. misalnya guru dapat mengembangkan jiwa kreatif anak dengan membeikan tugas mengeksplorasi barang-barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang kerajinan yang bernilai guna. Mengajari anak untuk merhemat dan menabung untuk melatih pengelolaan uang.
Guru juga bisa melatih siswa dalam memecahkan masalah melalui pembelajaran. Guru dapat menyuruh anak untuk mengeksplorasi sebuah masalah dan menyuruh anak mencari solusi dari masalah tersebut. Bisa juga melalui permainan-permainan yang mendidik misalnya permainan puzle atau bermain peran sebagai seorang dokter, polisi, petani dll. Karena penelitian menunjukkan bahwa anak yang sering bemain peran atau sandiwara mereka mempunyai problem solving yang baik.
Selain dari pembelajaran sehari-hari, di sekolah dasar juga bisa dilakukan beberapa kegiatan yang dapat mendukung untuk menanamkan jiwa kewirausahaan pada anak. Diantaranya yaitu:
- Kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Dalam kegiatan pramuka banyak kegiatan-kegiatan yang dapat melatih anak memiliki jiwa kewirausahaan yaitu mandiri, memiliki rasa percaya diri, kepemimpinan, kreatif, bekerja keras dll.
- Modelling yaitu menceritakan kisah-kisah tentang para usahawan yang sukses, yang berhasil menjalankan usahanya, yang dimulai dari nol hingga mendapatkan kesuksesan. Dari kisah-kisah itu anak bisa mendapat inspirasi dan termotivasi.
- Observasi yaitu kegiatan lapangan yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan pengamatan secara langsung. Guru dapat memberi tugas pada siswa untuk mengamati langsung tempat-tempat usaha di sekitar sekolah. Dengan demikian anak bisa mendapatkan pengalaman kewirausahaan secara langsung melalui pengamatannya.
- Kegiatan karya wisata bisa dengan mengajak anak-anak mengunjungi tempat-tempat produksi barang atau jasa. Misalnya anak diajak berkunjung ke pabrik pembuatan kue, pembuatan sosis, pembuatan kerajinan tangan dll yang sudah go internasional. Sehingga dpat memunculkan rasa tetarik dan terkesan sehingga memotivasi anak untuk nantinya bisa membuka suatu lapangan pekerjaan.
- Market Day adalah kegiatan seperti pameran atau bazar yang diselenggarakan oleh sekolah dimana siswa dapat membuat dan menjual hasil karya mereka di market day ini. Sebelumnya, guru membimbing anak membuat kelompok untuk menciptakan ide memproduksi suatu barang. Gantungan kunci dari barang bekas misalnya, atau membuat makanan sederhana misalnya pisang goreng dll. Kemudian anak menjual hasil produksinya itu di market day. Kegiatan ini bisa dilakukan sebulan sekali atau sesuai kebijakan sekolah. dalam kegiatan ini siswa dapat berperan lansung sebagai wirausahawan sekaligus mempraktekkan kegiatan ekonomi.
- Budidaya tanaman sayuran di sekolah. Kegiatan ini dilakukan di kebun sekolah atau jika tak ada lahan bisa ditanam di polibag-polibag. Dengan bimbingan guru anak diajari menanam tanaman sayuran yang mudah ditanam dan tidak memerlukan perawatan yang sulit seperti tomat, terung, cabai, bayam, sawi, daun bawang, ketela dll. Dan jika sudah layak panen anak bisa menjual hasil panen mereka sehingga menjadikan peluang bisnis bagi siswa sekaligus bagi sekolah. Budidaya tanaman sayuran disekolah ini juga bisa menjadi program reboisasi atau penghijauan di sekolah. Selain itu, tanaman sayuran ini juga nantinya bisa digunakan sebagai media pembelajaran ketika materi berkaitan dengan tanaman itu sendiri.